*JANGAN BERKHIANAT



Opini Pagi

JANGAN BERKHIANAT ... !!!

Tidak mudah bagi banyak orang dari aliran, golongan dan agama apapun (ya, pemeluk agama apapun!) - yang waras bisa mencerna dan menerima materi pidato aktor di atas dengan jernih dan lapang dada, apalagi saat perang hebat Hamas vs Israel  seperti hari-hari ini.

Pastinya banyak yang meyakini video itu adalah adegan sebuah film dengan campur tangan sutradara, atau merupakan film dokumenter edisi agitasi yang pasti tendensius. Maka di atas saya sebut sang orator adalah aktor.

Dan agitasi mendukung Israel itu nyata, video tertata rapi dengan teks Indonesia (segala).

Sangat mungkin sang aktor adalah pemeran "true story" untuk dirinya sendiri atau sesuai apa yang dialami, dan ideologi/sikapnya itu dapat diyakini sebagai efek dari penggemblengan atau "cuci otak" yang dialami selama di penjara.

Bisa saja dia berkilah ideologinya murni dari hasil perenungan sehingga memunculkan "jiwa pemberontak" khas semangat menggebunya anak muda, namun bagaimana pun hal itu adalah efek setelah dari penjara di mana bacaan yang rutin disodorkan di sana sangat mempengaruhi dirinya.

Dilihat geloranya yang menyalahkan asal lingkungan, orang tua dan agamanya, saya meyakini yang dianut adalah sama dengan ajaran komunis atau ajaran radikal dari banyak golongan yang seirama.

Saya yang rada-rada liberal yang suka membaca, dan terkhusus pada Tetralogi karya Pramoedya Ananta Toer (Bumi manusia dan 3 lainnya) karena bahasa dan alur ceritanya yang menarik - saya mengoleksi, berani menganjurkan anak-anak saya untuk membaca namun dengan pesan, "jangan meniru sikap tokoh utamanya, Minke yang menyepelekan orang tua kandungnya!".

Dan bagaimana terhadap video itu? Saya tidak akan menunjukkan pada anak-anak, dan kalau pun mereka mendapatkan dari online mudah-mudahan mereka mengajak berdiskusi sehingga saya bisa memberikan pertimbangan dan pencerahan yang semestinya.

Dan tentu saya beri wejangan bahwa, "sikap aktor itu, dari sisi budaya dan agama apapun adalah bentuk pengkhianatan".

"Kata-katanya adalah penyulut api permusuhan, bukan solusi perdamaian".

"Dia tidak mempelajari sejarah mengapa perang di sana berlangsung 'abadi'".

"Siapa pun bisa berbuat kebajikan sesuai agama apapun tanpa berkhianat".

Saya harus mendidik anak-anak untuk setia, hormat dan patuh pada orang tua, taat beragama dan mampu bermasyarakat dengan sebaik-baiknya.

Lalu, sang aktor, mampukah dia mewujudkan pemikirannya menyerupai keberhasilan 5 pemuda Soviet tahun 1917 yang mampu mewujudkan komunisme di sana? Atau kebalikannya - tidak mampu lolos dari kejaran HAMAS? Kita lihat  perkembangannya.

Gresik, Selasa, 17 Oktober 2023.

Usai shalat subuh.

amroehadiwijaya@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-BOOK BLOG AMROEH ADIWIJAYA

* "AGAMAMU APA?" Amroeh Adiwijaya

(124) SOFIAN EFFENDI