(124) SOFIAN EFFENDI
Opini Jum'at Pagi
Amroeh Adiwijaya
Respons berita media, Sofian Effendi menyampaikan pernyataan mengenai ijazah Jokowi kemudian mencabut dan meminta maaf.
-------------
Dialog "imaginer" di internal keluarga Sofian Effendi (SE) mengenai sengkarut masalah ijazah Jokowi:
SE: Saya 'eneg dengan hingar bingar polemik ijazah Jokowi yang sudah sekian tahun tidak selesai, dan saya dengar langkah pihak UGM pun melenceng jauh. Maka meski tidak muda lagi tapi saya masih terpanggil untuk menegakkan kebenaran terutama untuk UGM apalagi saya pernah menjadi rektor.
ANAK: Sudahlah Pak, tidak usah ikut ngurusi kasus itu, biarkan oleh yang muda-muda, bapak istirahat saja supaya kesehatan fisik mental tidak terganggu.
SE: Tidak bisa, darah bapak ini darah pejuang, harus berjuang sampai akhir hayat.
CUCU: Kakek benar, saya support kek, dan saya koordinir agar kakek bicara ke publik, ya?.
Maka SE pun muncul ke publik dan meledaklah pernyataannya yang "menyerang" Jokowi dan petinggi UGM yang menimbulkan gejolak banyak pihak sehingga ada yang mengatakan kepadanya, "pernyataan bapak itu tidak sederhana, dan pasti berimplikasi hukum yang panjang". Badan SE pun lemes lunglai dan bikin keluarga panik, lalu berlanjut ...
ANAK: Saya bilang apa Pak!? Karena fisik bapak sudah tidak sehebat dulu, maka disudahi saja ikut ramai-ramai, dan (sekali lagi) biar dilakukan oleh yang muda-muda.
SE: Saya mesti bagaimana?
ANAK: Mudah Pak, karena lebih baik bapak tidak muncul lagi ke publik, maka saya buatkan saja surat pernyataan dan bapak tandatangani yang menyatakan, "saya mencabut dan meminta maaf atas kata-kata saya di video beberapa hari yang lalu".
SE: Dengan "mencabut" itu saya sebenarnya malu .....
ANAK: Betul Pak, tapi demi ketenangan dan kesehatan bapak, jalan itulah yang terbaik, dan terserah apa nanti pendapat orang lain.
CUCU: Gpp Kek, meski langkah kakek itu pasti menimbulkan banyak persepsi dan kebingungan di benak banyak orang, tapi jangan lupa, bikin bingung orang lain itu berpahala loh, bisa menghibur dan melupakan emosi kaum bokek dan melarat. Pelipur lara itu penting.
Gresik, 18 Juli 2025
amroehadiwijaya@gmail.com
_____________________
Lampiran: Copy surat SE ⬇️
Komentar
Posting Komentar