(105) OH, NAMA

"OH, NAMA"
(Dua obrolan Amroeh di WAG keluarga, merespons tulisan member)

[7/5 20.45]
Nah ini....
Tentang menulis nama seseorang, dulu saya pernah berbantahan dengan editor buku Gramedia yang menerbitkan buku saya.

Pemahaman dia, kudu sesuai ejaan bahasa Indonesia, dan abaikan masiyo nama itu sudah sesuai akta lahir, ijazah dan lain-lain.

Maka Abdulloh menjadi Abdullah, Taufiqurrohman menjadi Taufiqurrahman, dan persis tulisan jeng @⁨Difla Nadjih⁩ di atas, Musfiroh menjadi Musfirah, dan sebagainya.

Dia manut setelah aku bilang, "ojok sampek salah nulis nama meski satu huruf, karena orang tua yang ngasih nama itu pakai selametan dan tumpengan segala.

Dan sejak dulu, aku sangat ati-ati dalam menulis dan mengatakan nama seseorang.

Tapi aku cuek dan ketawa ngakak sewaktu ada kenalan lama yang sok akrab, menyapa saya dengan Pak Umroh.
😃
-----------------

[7/5 21.34]
Cerita pamungkas menjelang istirahat malam:

True story lima tahun yang lalu.

Sewaktu dulu di Jakarta, saya beberapa kali bersilaturahmi ke rumah famili asal Babat bernama Ali bin Ghufron, famili dekat Mbah Qudsiyah (Qud) ibunya bapak saya, H.Rifai.

Dengan Mbah Qud, saya dan dulur-dulur menyebut dengan "Mbah Yong", ngikuti lidah kanak-kanak mbak Tuhfah bermakna mbah Lor.

Pak Ali pun pernah ke rumah saya, Jakarta.

Sewaktu di rumahnya, saya sering dengar pak Ali menyebut nama istrinya dengan "Mun".

Maka sewaktu saya telepon anak angkat pak Ali (nama: Agus) untuk mengucapkan belasungkawa atas wafat pak Ali, telepon dialihkan ke Bu Mun.

Dengan maksud baik, saya menyebut Bu Mun dengan Bu Maimunah. Napa? Karena mirip meski saya cuman sok tahu.

Dan ini respons beliau yang mengagetkan saya, "nama saya Muntadhimah, bukan Maimunah".

Lalu, Bu Mun sekarang? Telah wafat 2 tahun yang lalu.

Begitulah saya yang salah fatal menyebut nama yang berakibat mengecewakan orang lain.
Ampuuuun ....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-BOOK BLOG AMROEH ADIWIJAYA

* "AGAMAMU APA?" Amroeh Adiwijaya

(124) SOFIAN EFFENDI