*** SENI LUKIS
Seni lukis/melukis adalah salah satu cabang seni rupa yang paling tua diantara cabang seni yang lainnya di dunia, sudah ada sejak pra sejarah.
Dan apakah sederhana? Ternyata tidak, dan untuk menghafalkan teori-teorinya, saya sangat yakin jauh lebih rumit dibanding menghafal silsilah keluarga besar IKKAD dan IKB.KALTUM di mana saya yakin mayoritas PP inti dua organisasi itu pun belum mampu.
Saking njelimetnya teori dan praktik seni lukis, sehingga bagi akademisi, selain melukis (saja) banyak yang tidak bisa, untuk meraih gelar Doktor pun tentu sulit.
Bisa dibayangkan, begitu banyak macam/jenis aliran seni lukis terbesar (dan rinciannya) di dunia, misal: Romantisisme, Naturalisme, Realisme. Impresionisme, Fauvisme, Ekspresionisme, Kubisme, Dadaisme, dan sebagainya.
Belum lagi dengan perkembangan kemunculan berbagai macam aliran dari waktu ke waktu, misal teori dan cara membedakan aliran seni lukis antara lain, gaya visual, teknik pewarnaan yang dilakukan oleh tiap pelukis, serta pesan yang ada di dalamnya, dan sebagainya.
Karena bukan bidang saya dan nggak guna berpanjang-panjang bahas, maka perkenankan saya ber-True story nostalgia ringan saja, begini:
Saat kuliah semester III tahun 1983 saya ditunjuk rektor UI untuk menjadi ketua panitia lomba lukis mahasiswa se-UI bertajuk LINGKUNGAN HIDUP sekaligus penyelenggara pameran lukisan para peserta lomba di Galeri Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta yang dibuka oleh bapak lingkungan hidup Indonesia, menteri Lingkungan hidup, Prof Emil Salim.
Ketika salah satu juri, Hardi, yang pelukis kenamaan nasional bertanya saat penjurian kepada salah satu peserta, "apa makna lukisan abstrak anda itu?", yang dijawab, "anda bisa menafsirkan sendiri dengan bebas merdeka".
Setelah Hardi bertanya lebih serius, sang pelukis rupanya menjawab sekenanya, "karena siapapun boleh menafsirkan, maka anda pun boleh kalau misal menafsirkan begini; Ada seorang yang mengalami kecelakaan parah kemudian kepalanya nanar mumet dan pingsan seperti lukisan abstrak saya itu...", jawaban yang bikin yang hadir berkerumun tertawa ngakak sambil berujar 'ala Mandra, "busyet, dah".
Salam sehat untuk kita semua from Gresik.
Sabtu, 26 Oktober 2024.
amroehadiwijaya@gmail.com
🙏
Komentar
Posting Komentar