SEMLOHAY
CERPEN EDISI KHUSUS
(ketiga)
Menyongsong HBH IKKAD ke 19, 6 April 2025 di Pondok Pesantren ATTANWIR Talun Bojonegoro.
-------------------
"SEMLOHAY,
ZAPHIN DAN BIAYA"
amroehadiwijaya@gmail.com
PENGANTAR
Sebagaimana kalimat pembuka di atas, tulisan ini sekedar cerita ringan namun boleh dikata merupakan sejarah perjalanan IKKAD dari masa ke masa.
Kok tinggi amat disebut "sejarah"? Tak lain karena kisah apapun, pribadi maupun organisasi yang berskup lokal, regional, nasional hingga internasional, apalagi tertulis dan terdokumentasi/terarsip, layak disebut sejarah abadi.
Dan karena kebetulan sang pelaku, kerennya biasa disebut "pelaku sejarah" adalah saya/penulis, maka perkenankan pada tulisan ini banyak tertulis kata "saya".
HBH
Tulisan ini fokus pada acara Halal Bihalal (HBH) 3 tahunan IKKAD, yang di organisasi kekeluargaan besar yang lain seperti IKB (Ikatan Keluarga Besar) KALTUM, di mana seluruh warga Qabilah KH.Rais IKKAD menjadi anggota, yang berbasis sama dengan IKKAD yaitu Dukun Gresik, disebut Silatnas (Silaturahmi Nasional).
Kelengkapan organisasi kedua organisasi itu pun mirip, memiliki AD-ART, Buku Silsilah yang beranggotakan sekitar 6000 orang, Buku Saku, bahkan untuk penyebutan pergantian PP 5 tahun sekali juga sama: Musyawarah Besar (MUBES), yang diorganisasi lain disebut Muktamar, Kongres, dan sebagainya.
Setelah saya diberi amanah untuk menjadi ketua panitia pelaksana (Panpel) oleh PP IKKAD pada acara Halal Bihalal (HBH) IKKAD ke 11 di GOR Petrokimia Gresik, 10 Syawal 1420.H/16 Januari 2002.M, saya diberi tambahan untuk menjadi ketua Panpel dua kali berikutnya yang terdapat perbedaan.
Kepanitiaan di GOR tersebut full ditangani oleh Panpel Pusat (tidak ada Panpel lokal) termasuk mendapatkan dana untuk sewa gedung, konsumsi, transportasi warga, menerbitkan buku Silsilah baru yang dibagikan gratis kepada setiap KK.
Dan BUKU KENANGAN yang berisi sambutan tertulis dari 10 Qabilah sebagai pengganti sambutan lisan yang sebelumnya ada layaknya lomba pidato.
Buku dibagikan kepada setiap hadirin, juga gratis.
Juga menyiapkan dana untuk keperluan lain-lain, yang (sekali lagi) berbeda karakteristik dengan dua HBH berikutnya, ada yang menjadi "tuan rumah".
SARUNG & QASIDAH
Pada HBH ke 12, tanggal 10 Syawal 1423.H/15 Desember 2002.M, bertempat di Sale Rembang, dengan tuan rumah H.A.Kholid Mukri (Qabilah KH.Rais), dibentuk dua kepanitiaan.
Pertama, Panpel pusat yang menggali dana seperti pada HBH ke 11 di atas, ditambah menyediakan transportasi untuk warga yang membutuhkan.
Kedua, Panpel lokal yang dibentuk oleh tuan rumah.
Khusus untuk biaya konsumsi, gedung atau tenda dan perlengkapan acara lainnya disediakan penuh oleh tuan rumah.
Mengenai buku Silsilah, pada HBH ini, karena buku silsilah HBH ke 11 tersisa cukup banyak, maka PP tidak menerbitkan buku baru melainkan buku tipis sekitar 20 halaman, berisi tambahan data yang didapat dari/saat HBH ke 11 dan sebelum HBH ke 12.
Dapat dikenang, dengan maksud sekedar untuk menyemarakkan acara, tuan rumah menyajikan penampilan musik Electon penyanyi Qasidah plus dangdut, tapi sopan berjilbab tanpa bergoyang semlohay, loh.
Eh, ndilalah, ada sesepuh (saya sebut: Pertama) yang nampaknya kurang sreg dan bilang ke saya, "kok onok ngonokan, Amroeh?", lalu saya bisik-bisik bertanya mohon pertimbangan kepada sesepuh yang lain (saya sebut: Kedua), "pripun puniko, mas?".
Karena jawaban beliau, "gak popo, ngono wae kok, lagi pula gak onok goyangan yahuut", maka dengan pura-pura lupa, saya tidak merespons lebih lanjut ungkapan sesepuh pertama, dan penampilan pun berlanjut aman. Apakah kemudian saya digerundeli? Bisa jadi, hehehe ....
Dan siapa yang bertindak sebagai MC pada HBH ke 11 dan 12? Adalah mbak Hj Luluk, ASN Pemda kabupaten Gresik yang sering menjadi MC di lingkup kantor kabupaten Gresik, istri Gus HM Husni Ahwan (Qabilah KH.Faqih).
Mengenangkan pula, selain Panpel Pusat menyediakan "door prize" yang nomor keberuntungannya diletakkan di bawah kursi tertentu, tuan rumah pun menyediakan bingkisan kain sarung kepada tiap KK yang hadir, dan apakah di kemudian hari menyebabkan "jor-joran" yang berkonotasi negatif bagi tuan rumah HBH berikutnya seperti jor-jorannya yang punya hajat apapun di daerah-daerah tertentu? Insya Allah (ternyata) tidak.
ZAPHIN
Pada HBH ke 13 di gedung Bhagawanta Bhari Kediri tanggal 10 Syawal 1426.H/12 November 2005.M, Panpel yang dibentuk, sistem pembiayaannya dan jenis acara pun mirip dengan HBH ke 12 Rembang.
Mbak Hj.Laila Ahwan dan suami, H.Munir Maskat (almarhum), Qabilah KH.Faqih sebagai tuan rumah.
Beliau berdua mengundang group musik dan tarian ZAPHIN, tarian khas Arab Indonesia yang seluruhnya kaum batangan alias laki-laki, yang beda dengan tarian sufi ciptaan Jalaluddin Rumi yang berputar-putar dan berkostum khas itu.
Dan atas sumbangan honor dari salah satu anggota IKKAD, dihadirkan pula MC laki-laki asal Nganjuk dengan bahasa Jowo kromo alusan melipir khas wayangan, yang pasti sulit dipahami warga Dukun Gresik, hehe...
Hanya dia sempat kepleset lidah menyebut nama saya dengan KH yang berefek saya diledekin beberapa dulur, "wah, cak Am wis KH rek", kwkwkwk...
LAIN-LAIN
Adapun hal-hal lain yang dapat dicatat dari setiap/beberapa HBH, antara lain:
(a)
Koordinator penyusun buku silsilah (dari PP) menyampaikan sambutan berkenaan dengan buku baru.
Pada HBH ke 14 tahun 2008 di aula masjid AL-AKBAR Surabaya, sehari sebelum acara, ujug-ujug saya ditelepon untuk oleh koordinator penyusun buku, mas KH.Husnul Khitam (almarhum) sekretaris umum PP untuk meminta berpidato menggantikan beliau. Maka saya yang mulai non aktif di PP IKKAD pun harus menelaah buku Silsilah halaman perhalaman, berapa yang wafat, bercerai, berpoligami, berapa jumlah seluruhnya, dan sebagainya.
Namun ada yang belum terealisasi hingga saat ini, seseorang yang menikah beberapa kali, anaknya tidak ditulis terpisah-berasal dari istri/suami yang mana?.
Ternyata? Yang tercantum sesuai susunan itu hanya untuk nama saya, sang pengusul, hahaha....
Begitu juga dengan anak angkat yang seharusnya tidak tertulis, masih adakah yang tercantum?
Yang saya syukuri, dari buku "PROFESI DAN USAHA WARGA IKKAD" yang sebelumnya saya inisiasi untuk diterbitkan dan dijual, saya gunakan untuk bahan pidato.
Usai menunaikan tugas, faktor "luck" menghampiri, saya mendapat door prize berupa mushaf Al-Qur'an plus terjemahan dan tajwidnya, sponsorship dari salah satu warga IKKAD pemilik perusahaan penerbitan buku, Jakarta.
(b)
Lalu, berapa jumlah yang hadir pada HBH? Dulu saya pernah menghitung secara "quick count", rata-rata 20% dari seluruh anggota yang tertulis pada buku Silsilah.
(c)
Dan semoga tradisi yang baik bisa berlanjut, di mana masa saya itu, setiap usai acara HBH, Panpel menyampaikan Laporan Pertanggung-jawaban (LPJ) khususnya Keuangan secara rinci kepada PP IKKAD, kemudian seluruh saldo keuangan HBH diserahkan PP kepada/untuk dana sosial Wanita IKKAD.
Seluruhnya? Betul, sampai-sampai Bendahara umum PP tidak pernah memegang uang PP, dan biaya untuk kegiatan PP dan dana taktis/awal untuk HBH berikutnya bersumber dari urunan insidentil pribadi-pribadi, sesuatu yang tidak perlu dialami (lagi) oleh PP IKKAD terkini dan selanjutnya.
(d)
Juga pernah menjadi tradisi positif, pada acara HBH, PP mengumumkan tempat dan perkiraan pelaksanaan acara HBH berikut, atau menawarkan kepada hadirin kalau belum mendapatkan rencana tempat atau tuan rumah.
(e)
Panpel pun membuat dokumentasi dan mengarsip pelaksanaan kegiatan, lalu menyerahkan kepada ketua umum PP.
Kemudian setelah masa periode PP selesai, selain arsip PP secara keseluruhan, "harusnya" dokumen Panpel tersebut diserahkan kepada PP yang baru.
Napa? Agar tidak seperti PP selama ini yang tidak jelas di mana/siapa yang menyimpan arsip PP, sehingga ironis kalau yang diserah-terimakan dari PP lama kepada PP baru saat MUBES hanya berupa stempel bak (dan tanpa bak), itu pun kemudian raib entah ke mana, hihihi...
Aturan dan contoh dokumen atau arsip yang baik telah termaktub pada AD-ART, juga terkini: BUKU SAKU.
Kadar pelaksanaannya merupakan cerminan/pertanda maju-mundurnya sebuah organisasi, kini dan mendatang.
PENUTUP
Semoga tulisan ini bermanfaat, dan harapan bapak ketua umum PP kita/@BJ. gus Kikin KH.ABDUL HAKIM MAHFUDZ TEBUIRENG agar warga IKKAD always guyub dan kompak dapat terwujud dan abadi.
Semoga pula, IKKAD dapat dirasakan manfaatnya oleh warganya, Amin YRA.
Gresik, Sabtu, 18 Januari 2025.
Amroeh Adiwijaya.
--------
Komentar
Posting Komentar