*SEKULARISME ATAU RELIGIUS?

OPINI PAGI
"SEKULARISME ATAU RELIGIUS?"

Agar simple, saya tulis point per-point, sebagai berikut:

1) Membahas sekular (isme) versus religius sebagai ideologi suatu bangsa, takkan putus didiskusikan, sejak "kolomendo" hingga kini bahkan nanti. PANCASILA yang "wasathan/netral" pun tak henti dikupas, diulas dan digugat.

2) Berkaca pada sejarah majunya bangsa Eropa, semua pihak meyakini bahwa Renaissance pertama di kota Florence, Italia, sekitar abad ke-14 M,
merubah hampir seluruh bidang
kehidupan masyarakat Florence, dan menyebar dengan
sangat masif ke hampir seluruh kawasan Eropa Barat
dalam waktu singkat, yang berefek hingga kini.

Diketahui, selama era abad Pertengahan (pra renaissance) kawasan Eropa
Barat diselimuti oleh kegelapan intelektual. Masyarakat
Eropa Barat mengalami kemunduran ilmu
pengetahuan, sehingga mempengaruhi moral masyarakat
masa itu.
Pada era Renaissance, para kaum terdidik Eropa mulai
berani mengeluarkan gagasan-gagasan yang berbeda
dengan gereja yang religius. Mereka menyebarkan dengan berani paham-paham yang
selama itu telah dikurung oleh gereja yang korup.

Dengan demikian dipahami, sekularisme membawa majunya masyarakat dan bangsa Eropa.

3) Muslimun? Berkaca (bernostalgia?) pada kemajuan masa lalu - masa Othman yang religius.

Othman Turki berkuasa lebih dari enam
abad, menjadi kekuatan besar yang
diperhitungkan dalam sejarah. Kekuasaannya meliputi
sebagian Asia, Afrika, dan Eropa. Puncak kejayaannya
berlangsung pada masa pemerintahan Sulaiman I
(1520-1566). Setelah itu, semakin lemah karena
pemberontakan internal, korupsi dan kalah perang melawan Bangsa
Eropa - tergerus oleh kemajuan bangsa Eropa.

4) Dengan 'ala sekularisme Eropa di atas, kemajuan pun dapat diraih oleh bangsa timur seperti China, Jepang dan Korea.

Kesimpulan:
Jika poin 3 di atas berhimmah untuk diwujudkan di Indonesia, maka:
a. Berkaca pada sikon muslimun dan negara Islam secara global saat ini, dapatkah mereka bersatu?
b. Siapa pemimpinnya?
c. Mana yang lebih baik dan harus diutamakan: Sekedar demi berkibarnya panji "negara Islam" namun niscaya melalui huru-hara dahsyat di internal dan eksternal yang tiada ujung, atau dengan mewujudkan masyarakat dan negara yang Islamis, "baldatun thayyibatun warabbun ghafur"?

Gresik, 2 Desember 2020.
amroehadiwijaya@gmail.com
----
Salam sehat 🙏✊🕺🏻

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-BOOK BLOG AMROEH ADIWIJAYA

* "AGAMAMU APA?" Amroeh Adiwijaya

(124) SOFIAN EFFENDI