***** SAKIT GIGI
"OH, SAKIT GIGI..."
Gigi saya bagian kanan atas memang sudah goyang dan kolo-kolo sakit, tapi saya bertahan tidak mencabut karena "eman...".
Malam tahun baru 2012, gigi normal-normal saja, tapi eh, tanggal 1 Januari 2012 pagi mulai kumat.
Saking sakitnya, dan obat anti nyeri gigi yang saya minum pun nggak mempan, maka agar mereda, saya coba satu tips, saya kumuri dengan air hangat campur garam. Reda sesaat tapi kumat lagi, dan begitu seterusnya.
Mau nggak mau saya harus ke RS.Semen Gresik langganan periksa gigi saya.
Ditemani bojo, sekitar jam 07:00 saya setir mobil sambil meringis kesakitan, dan sesekali masih berkumur dan mengganti air yang dibantu bojo. Langsung saya masuk IGD.
Karena sikon tahun baru di mana dokter pada libur kerja, maka dokter jaga hanya bisa konsultasi via telpon dengan dokter gigi yang biasa merawat gigi saya.
Apa kata dokter gigi yang sedang off itu? Karena saya sudah minum obat-obat anti nyeri namun nggak mempan, maka saya diberi obat anti nyeri dosis paling tinggi yang biasa untuk penderita sakit kanker, yaitu obat yang dimasukkan dari silit, dubur.
Mempankah? Nggak! Maka saya pun pulang, dan pesan dokter gigi, "besok bisa dicabut!".
Sesampai di rumah, saya coba menyet-menyet, mijit pipi searah gigi yang sakit, dan eh..... Sembuh.
Agar sakit nggak kumat lagi dan sesuai kesepakatan dengan dokter gigi kemarin, maka tanggal 2 Januari 2012 siang saya ke RS. Kali ini sendirian karena bojo ngantar-jemput anak sekolah.
Tentu saya ceritakan tentang mijit pipi dan sakit reda itu, tapi jawabnya ringan, "itu cuman sugesti pak!".
Nyabut gigi pun terlaksana sukses, namun tidak lupa sebelum dicabut, dokter gigi cewek cantik itu menyodorkan lembaran yang harus saya tanda-tangani.
"Apa itu dok?", tanya saya, dan jawabnya sambil tertawa, "kalau pak Amroeh meninggal, biar saya nggak ikut tanggung jawab", yang saya balas, "Lho, enak tenan, mana bisa dok?", kami pun tertawa....
Gresik, 11 Juni 2012.
amroehadiwijaya@gmail.com.
Komentar
Posting Komentar