PENGACARA NEGARA

True story 
"SORE SEPULANG GAWE"

Oleh:
amroehadiwijaya@gmail.com

Sekitar pukul 16:30 tadi, di rumah sepulang dari gawe, saya didatangi teman lama masa SD beserta istri yang sudah lama tahu bahwa saya SH. hehe...

Dia minta advis tentang kasusnya: Terlilit hutang pinjaman pada bank BRI yang sudah jatuh tempo dan mendapat panggilan dari Kejaksaan Negeri Gresik untuk menghadap seorang jaksa.

Sambil menyodorkan lembaran surat panggilan, nampak betul dia yang jujur polos itu menyatakan ketakutan bagaimana kalau nanti ditahan dan sebagainya karena kejaksaan sudah turun tangan.

Setelah membaca kop surat yang berbunyi ".... Pengacara Negara...." saya mesem sambil memberi penjelasan:

1) Jaksa di kasus anda itu bertindak sebagai pengacara BRI, karena BRI adalah milik negara, dan jaksa adalah pengacara negara

2) Hal di atas tertera pada Undang undang tahun 2004, yang diperjelas oleh peraturan KAJAGUNG tahun 2017.
Sebelum tahun 2017 dan sedikit sesudahnya, BRI memiliki ahli hukum/pengaca sendiri.

3) Kalau ada proses-proses selanjutnya misal anda tidak bisa membayar sampai barang jaminan anda disita, itu pun tetap kewenangan hakim/melalui Pengadilan.

4) Karena dalam kasus anda, tugas jaksa hanya sebagai pengacara seperti pengacara pada umumnya, maka jaksa tersebut tidak berwenang untuk menahan seseorang juga anda, kecuali di sana Anda emosi sambil mengamuk, hehe...

5) Dia minta agar saya mendampingi ke kejaksaan tapi saya jawab tegas, "Nggak perlu, juga jika anda minta pada makelar kasus! Karena anda pasti mampu menghadapi sendiri, lagi pula anda di sana bisa leluasa jika memelaslah dikit-dikit".

Dia masih mengharap, maka saya pun nambahi, "kalau saya mendampingi Anda, jaksa akan kenceng berbicara pada anda, apalagi dia jaksa cewek yang pasti unjuk gigi kepada saya, hehe...". 

Setelah kami berbincang macam-macam dan saya akhiri dengan doa semoga dia dapat bernegosiasi dengan jaksa tersebut secara baik dan semoga dapat segera melunasi tanggungan, dia berdiri dengan mimik berbeda - jadi sumringah, pamit pulang sambil nyelipkan sebuah amplop (pasti berisi uang!) ke tangan saya, yang saya tampik sambil ngedumel, "anda ini kayak berhubungan dengan siapa!? Ingat, kita sedaerah, kenal sejak kecil dan saling bersikap dan berdoa untuk kesuksesan bersama tanpa embel-embel mengharap komisi!". Dia nyerah, dan amplop pun dimasukkan sakunya kembali.

Sepulang dia, aku bersyukur sambil berujar dalam hati, "Alhamdulillah ilmuku bermanfaat, amin".

Pedesaan Gresik, Rabu,
22 Desember 2021.
-----

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-BOOK BLOG AMROEH ADIWIJAYA

* "AGAMAMU APA?" Amroeh Adiwijaya

(124) SOFIAN EFFENDI