*ISLAM KH MUSLIH RASYID


Foto: Ilustrasi

"ISLAM ALIRAN KH.MUSLIH RASYID"

Opini mengenai:
- Postingan WAG KH.Muslih: Islam Radikal-moderat
- Sedikit tentang Fatwa.

Oleh:

Artikel tentang Islam Radikal-Moderat di atas sekedar meramaikan jagat medsos, tidak lebih.

Dari kamus medsos, Islam dikategorikan cem-macem, dan sedikit yang saya tahu selain dua di atas saya kaitkan dengan Fatwa individu ulama atau golongan Islam di Indonesia:
- Islam Sunny
- Islam Syi'ah
- Islam NU
- Islam Muhammadiyah
- Islam PERSIS
- Islam Gontor
- Islam Tebuireng
- Islam Arab
- Islam Al-Irsyad
- Islam Ba'alwi
- Islam Semarangan/celana                    cingkrang
- Islam Nusantara
Dan seabrek lain.

Yang jadi pertanyaan, apakah penggolongan paham/isme/Fatwa dalam "Islam Kaffah Murni" itu shahih? Sejatinya tidak! Karena yang disebut di atas adalah Islam individu pribadi atau kelompok.

Dapat diamati contoh kecil, KH.Muslih Rasyid yang lulusan Gontor (G'75) apa penganut Islam Gontor? Tidak, karena beliau tidak murni berislam 'ala Gontor, lagi pula Gontor pun sejatinya tidak ada Islam Gontor karena terdiri dari individu-individu (pemimpin) yang pasti berislam secara subyektif sesuai yang dipahami dan dilaksanakan saat itu yang pasti beda pada saat-saat lain. Begitu pula yang mengaku sebagai golongan-golongan Islam di atas, baik yang dikategorikan Islam ekstrem/radikal maupun moderat.

Contoh lain sederhana sebagai analogi, banyak kasus pada sebuah demonstrasi pesertanya tidak tahu apa tujuan demo, dan yang dipahami/sesuai selera pribadi, ikut demo karena mendukung tokoh "x", padahal dia tidak menyadari bahwa dia dan sitokoh itu banyak perbedaan dalam segala hal.

Label-label Islam dan fatwanya hanya untuk memudahkan penggolongan dalam perjuangan meraih pengikut, dominasi dan kekuasaan, baik oleh pendukung maupun penyerang, napa? Karena nggak akan mampu meraih jika berjuang dewekan-sendirian.

Untuk bersatu? Susah!

Dan itu wajarkah? Wajar dan alami/sunnatullah di mana tiap manusia bercita-cita untuk meraih pengakuan dari orang lain, bangga jika punya banyak pengikut dan terus semangat berupaya karena tahu kebanyakan orang bertipe sekedar jadi cecunguk alias pengikut yang membebek yang bisa dibawa kemana angin berhembus, bukan "trigger" (di literatur banyak untuk acuaan).

Maka, untuk mengembalikan eksistensi individu yang merdeka, dan itulah sejatinya Islam yang tidak memperkenankan untuk ber-chauvanime kepada siapa pun-figur/kelompok/fatwa sehebat apapun kecuali kepada ajaran nabi Muhammad SAW, adalah: Tidak ada penggolongan dalam Islam karena yang ada adalah Islam individu/kelompok, dan fatwa Islam yang dipahami dan diaplikasikan dalam keseharian yang tidak statis tiap saat.

Apakah hal di atas terjadi untuk selain penganut Islam? Yes, betul!

Welcome,
Islam KH.Muslih Rasyid.
Merdeka!
-----
Salam sehat dari pedesaan Gresik,
Minggu, 31 Oktober 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-BOOK BLOG AMROEH ADIWIJAYA

* "AGAMAMU APA?" Amroeh Adiwijaya

(124) SOFIAN EFFENDI