BULLYING LAGI DAN LAGI


Komen postingan video di satu WAG

"BULLYING LAGI DAN LAGI"

Dari saya hanya ada satu kata: Biadab!

Melihat video itu dan video-video pembullyan/perundungan sebelumnya, juga yang permah dialami oleh putra mbak .... member WAG ini, saya benar-benar prihatin, miris sekaligus sedih luar biasa.

Analisis ringkas saya:

1) Tempat kejadian perkara (TKP) di mana tindak kekerasan atau pidana itu terjadi atau dilakukan, yang dalam bahasa hukum disebut, "Locus delicti" berasal dari bahasa Latin, "locus" berarti tempat atau lokasi, dan "delicti" berarti tindak pidana atau delik.

Berlokasi di boarding school/pondokan/asrama milik pesantren atau sejenis, yaitu di lembaga pendidikan yang tidak menanamkan disiplin tinggi alias sangat tradisional, karena nampak jelas (padahal) di kamar yang berpenghuni banyak namun bebas ode-ode mbloder tanpa baju.

Tentu para pelaku harus dihukum berat, juga pemilik lembaga.

2) Khusus untuk pesantren:

Bukan karena untuk nutup-nutupi atau sekedar bilang "pesantren adalah lembaga pendidikan berbasis agama is the best", namun kita harus fair bahwa pembullyan di pesantren itu ada.

Penyebabnya macam-macam, "complicated" alias mbulet panjang namun dapat disimpul utamakan antara lain:

- Karena senior yang rata-rata usianya sebaya/tidak terpaut banyak dengan yunior, diserahi tugas bertindak juga sebagai pendidik padahal sejatinya masih usia sebagai santri. Pesantren ngirit untuk menggaji guru profesional.

- Pengasuh utamanya mau enaknya, leha-leha, pelesiran melulu, tidak mengutamakan urusan santri.

3) Solusi:

 - Pengasuh/pendidik/guru harus ekstra kerja keras untuk selalu (24 jam) mengawasi setiap gerak gerik anak didik dan setiap jengkal ruang/lahan sekitar komplek/kampus. Ingat, orang tua mengirimkan anaknya ke lembaga pendidikan itu dengan membayar.

- Jika terjadi pembullyan, korban dan orang tua harus berani melaporkan kepada pihak yang berwajib untuk diusut lebih lanjut agar kejadian sejenis tidak terus berulang dan agar menimbulkan efek jera.

Note:

Pertanyaan: Kalau saya alumni pesantren tertentu dan di situ ada bullyian, apakah saya mengeritik? Pasti, bahkan lebih keras. Di kamus saya tidak ada kultus almamater atau figur tertentu.

Salam sehat.

Semoga dunia damai sentosa, amin.

Gresik, 28 Februari 2024.

amroehadiwijaya@gmail.com

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-BOOK BLOG AMROEH ADIWIJAYA

* "AGAMAMU APA?" Amroeh Adiwijaya

(124) SOFIAN EFFENDI