*** APA KABAR PAK UMROH
OPINI TENGAH MALAM
Amroeh Adiwijaya
"APA KABAR, PAK UMROH?"
EMBUH kalimat pembuka ini menarik bagi pembaca atau sebaliknya, tapi saya lanjutkan, habis gimana lagi?
Pastinya kita ingat sebuah ungkapan “What’s in a name?". Itulah kalimat yang sangat populer dari drama romantis-tragedi mahakarya William Shakespeare, “Romeo and Juliet”.
Shakespeare adalah seorang budayawan dan sastrawan di Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu sastrawan terbesar yang pernah ada di Inggris. Ia menulis antara tahun 1585 dan 1613.
Dia ingin mengatakan simple kalau "nama" itu tidak penting, namun maklum sastrawan sehingga berpanjang-panjang mbulet kemana-mana dengan mengaitkan pada bunga mawar: Kalaupun diberi nama selain “mawar”, bau wanginya akan tetap sama. Dan polemik pun ramai.
Dalam buku Positioning: The Battle for Your Mind, Al Ries dan Jack Trout mengkritik pendapat Shakespeare itu. Kalau bunga mawar dikasih nama selain “mawar”, wanginya tidak akan terasa sama. Hal ini karena dalam benak kita sudah muncul persepsi yang kuat, seperti apa “mawar” itu; baik secara visual maupun baunya.
Jadi, buat marketers (ahli pemasaran), brand (merk) itu sangat penting karena brand inilah yang sebenarnya dibeli orang.
Seperti kata Walter Landor, pendiri konsultan brand terkemuka, Landor, “Produk dibuat di pabrik, namun brand diciptakan dalam benak konsumen.”
Saya cukupkan pembuka panjang di atas, dan berikut cerita ringan, tentu sesuai judul dan pembukaan, tentang nama, tepatnya saya fokuskan bahwa penyebutan dan penulisan "nama" seseorang dengan benar itu penting.
Tujuh bulan yang lalu tepatnya tanggal 25 September 2022, di Jombang Jawa timur, untuk kesekian kalinya saya bertemu gayeng dengan saudara/famili, Kyai besar, pengasuh utama pondok pesantren Tebuireng Jombang, bapak KH.Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) pada acara Musyawarah Besar (Mubes) organisasi keluarga besar kami yang beranggotakan hampir 6000 orang, berinisial IKKAD, di mana beliau ditetapkan sebagai ketua umum baru.
Saat berada di satu meja pimpinan dengan beliau, saya yang Steering Committee MUBES, ndilalah nggak tau napa, saya kurang pas menyebut nama beliau.
Tentu saya meminta maaf, namun kesalahan itu masih membekas lama hingga tulisan ini muncul meskipun saat itu beliau telah mengatakan, "Ah, nggak apa-apa" mirip singkatan tulisan milenial, "gpp" atau EGP, Emang Gue Pikirin? Hehe.....
Saking kuatirnya saya kalau salah menyebut nama seseorang, maka beberapa bulan kemudian ketika saya chattingan WA dengan beliau, saya harus ati-ati, apalagi jejak digital chatt lama bahkan abadi, tidak seperti pembicaraan lisan (oral) yang tidak direkam, tidak lama orang bisa lupa kecuali bagi yang "perasa".
Maka kepada beliau saya awali dengan ungkapan, "kalau saya menyebut nama panjenengan sebaiknya apa pak Kyai, Kyai Haji (KH) plus nama lengkap atau apa?", dan beliau menjawab, "Gus Kikin saja, pak Amroeh, biar lebih muda!". Tentu di hati saya senang dan berujar Alhamdulillah sekaligus "Wow...." meski di hati sempat terbesit, "mosok sopan kalau saya menyebut demikian, dan sebagai jalan tengah bagusnya Kyai Gus Kikin saja".
Berikut cerita lain.
Malam, beberapa hari yang lalu saya dan istri JJM (jalan-jalan malam) ke pasar kota Gresik untuk membeli, biar keren pakai istilah campuran Inggris saja, shopping "underwear bawah" yang murah (saja) karena embuh napa meski yang mahal tapi bagi saya tetap "trapas", cepat amoh, tidak lama karet dan kainnya molor, haha...
Dan pasti pembaca telah menduga bagaimana sikon pasar daerah di mana-mana, meski bangunan pasar masih baru tapi bagian depannya pasti dipenuhi lapak-lapak penjual K5 yang menutupi bangunan utama termasuk toko-toko emas. Namun harap tahu, pemilik toko-toko emas yang berderet itu bersikap biasa-biasa saja bahkan merasa aman karena terjaga dari para pencoleng bersenjata. Dan biasa, lapak K5 dibongkar sejenak kalau ada pejabat yang mau "berwisata".
Nah, di situlah saya membeli underwear.
Meski dua tahunan saya tidak membeli sesuatu dari penjual langganan itu, dia dan istri masih mengingat dan menyebut nama saya dengan sempurna, "pak Amroeh" sambil bersikap ramah layaknya pegawai sebuah Bank kepada nasabahnya, sesuatu yang membuat saya takjub, mengingatkan saya pada sikap perfect seorang sales mobil sebuah dealer mobil terkemuka.
Sewaktu saya keluar dari mobil di tempat parkir dealer, seorang pria (bukan cewek!) berpenampilan rapi gagah ganteng menyongsong saya sambil berkata ramah, "selamat siang, pak Amroeh Adiwijaya, apa kabar, saya Ronald, monggo ke ruang tamu mungkin ada yang bisa saya bantu?". Meski sebenarnya ada pertanyaan yang mengganjal di hati namun tanpa bertanya saya pun meuruti ke mana saya diarahkan.
Sebelum memulai pembicaraan topik utama, yang mengganjal itu saya ungkapkan, "maaf pak Ronald, anda tadi menyebut nama saya dengan sempurna, dari mana anda tahu?", tidak saya duga dia mengatakan, "Lho, kan saya mengenal bapak sudah lama bahkan saya pernah ke rumah bapak di desa sana..." Saya pun menyela, "Ooooh, begitu ya, tapi itu kan sudah sekitar tiga tahunan yang lalu dan setelahnya kita tidak pernah bertemu lagi?", "betul pak", jawabnya tetap bersikap ramah sambil tertawa lebar dan saya pun memuji, "terima kasih, dan ingatan anda memang luar biasa, tidak seperti saya yang pelupa!".
Dan tahukah kita bahwa mengingat, menyebut dan menulis nama costumer/pelanggan dengan benar adalah pendidikan paling dasar bagi sales dealer mobil terkemuka tersebut sekaligus yang pelupa pasti diout?
Hal itu saya ketahui dari penuturan seorang sales dealer mobil perusahaan lain (sebelah).
Kata dia, "sales dealer perusahaan itu memang pilihan, pak".
Bagi penjual/sales barang maupun jasa, memahami betul sebuah prinsip bahwa dengan menyebut dan menulis nama yang benar pasti membuat costumer/pelanggan betah menjadi pembeli/pelanggan yang setia.
Begitulah pentingnya arti sebuah nama bagi seseorang, karena bagaimanapun kita tahu, nama dari orang tua adalah sebuah doa, lagi pula pakai "bancakan" segala.
Namun saya memaklumi dan bersikap biasa-biasa saja ketika (beneran) suatu waktu ada kenalan lama yang dengan percaya diri sumringah menyapa saya sambil cipika cipiki dengan mengatakan, "apa kabar pak Umroh?"......
Gresik, Jum'at,
17 Maret 2023
menjelang istirahat malam
nulis tuntas 15 menit.
amroehadiwijaya@gmail.com
--------------
Komentar
Posting Komentar