** PIDATO GANYANG KKN


Pengantar;
OPINI (repost) Amroeh Adiwijaya tahun 2021 untuk presiden Joko Widodo yang semua orang tahu "begitulah" dalam memberantas Korupsi, dan relevan untuk penggantinya, Prabowo Subianto di mana karena "begitulah" proses-proses pencapresannya, maka nampaknya pasti juga akan "begitulah".
------------------

Pidato Kebangsaan
GANYANG KKN
1 Juni 2021

------"MBLEGEDESS, ------
------MBLEGEDESS, -------
------MBLEGEDESSS ------

Oleh: Amroeh Adiwijaya 

Judul di atas adalah ungkapan khas arek Suroboyo sebagai bentuk kekesalan, cemoohan dan apriori plus skeptis terhadap sesuatu yang mblenek 'eneg karena omdo-omong doang.

Apa juga sebagai ungkapan untuk pemberantasan korupsi di negeri ini yang tak berujung alias menggantang asap? Iya.

Mestinya judul itu cukup satu kalimat, dan diulang sampai tiga kali karena saking gemesnya dan mumpung ada momen.

Itu masih mending karena biasanya arek misuh/ngumpat lebih dahsyat...

Dalam upaya memberantas korupsi di negeri ini di mana dalam setiap perbincangan selalu saya kolaborasikan dengan dua hal lain yang berkaitan yaitu kolusi dan nepotisme sehingga menjadi KKN, maka dapat dinalar dengan waras fakta-fakta berikut:
- Sudah berapa undang-undang telah dilahirkan?
- Berapa ribu kali diskusi, seminar diadakan dan berapa ratus konsep dan teori dilahirkan?
- Berapa puluh jumlah lembaga negara yang sudah ada?
- Berapa ratus LSM gerakan anti korupsi (GAK)?
- Berapa juta kali didengungkan oleh pengkhutbah dari berbagai agama?
- Berapa kali masa presiden khususnya setelah reformasi? Dan
- Bagaimana setelah KPK lahir?

Apa korupsi terberantas habis? Nol, nol, nol!

KPK sejak dibentuk, rakyat sudah disuguhi seabrek drama 'ala opera sabun pro-kontra dengan skenario dramatik, patriotik dan penuh idealisme.
Dapat diamati apa yang terjadi dari periode ke periode:
- Sejak penyeleksian untuk menjadi pimpinan KPK,
- Action, gaya dan ulah pimpinannya,
- Ketidak paduan dengan lembaga penegak hukum lain,
- Kontroversi perbedaan sikap pimpinan dengan staf/organisasi pegawainya,
- Revisi UU KPK dan demo-demo yang menyertai,
- Hingga terkini, usrek/ributnya internal dengan adanya tes wawasan kebangsaan dan pengalihan karyawannya menjadi ASN plus pernik-pernik yang mengikuti.

Yang bernalar waras dan cerdas pasti males mengikuti drama atau ogah mengikuti irama gendang di atas karena tahu sang sutradara atau sang dalang adalah politikus dan pemodal "wewe gombel" licin, licik dan luwes yang ngumpet sambil cengengesan ketawa-ketiwi riang.

Hanya yang mengherankan, presiden Jokowi yang pasti telah tahu KKN adalah perusak bangsa dan negara, dan satu-satunya "hanya presiden" yang dapat mengenyahkan (harus) dengan revolusioner tapi mengapa tidak dilakukan?

Padahal GANYANG KKN dapat menyejahterakan rakyat, memusnahkan radikalisme, mempersatukan bangsa, dan meningkatkan nasionalisme-cinta NKRI.

Apa mau secara alon-alon asal kelakon atau 'ala demokrat sejati yang pasti berakibat "bablas angine"?

Yang saya harap dari presiden Joko Widodo cuman satu, dapat mengukir sejarah indah GANYANG KKN sekarang juga.

Ya, meski dengan "tangan besi" karena watak rakyat negeri ini memang kudu dibegitukan: Dilembekin nyelutak alias ngelunjak.

Akankah presiden didukung mayoritas rakyat? Pasti dan saya/kami pun siap sebagai pendukung utama.

Semoga GANYANG KKN secara revolusioner ini tidak keduluan oleh rakyat.

Dan, karena "resolusi" saya untuk presiden dan rakyat ini pasti dipertanyakan banyak orang sah apa tidak jika dilakukan presiden? Saya jawab, "sangat sah dan sangat konstitusional".

Ada yang membully tulisan ini? saya pun berteriak, "sak karepmu!".

Itulah langkah yang seharusnya ditempuh untuk memberangus KKN agar arek tidak melanjut cuek dan nyinyir dengan umpatan... "jancuk" dan "dobol" atau mempopulerkan lagi lirik lagu Gombloh... "taek kucing roso coklat".

* Ex ketua BPM dan Ketua umum SM.FHUI, wisuda S1 tahun 1985
* Koordinator umum (ketua umum) Gerakan Anti KKN Alumni Universitas Indonesia (GAKKNAUI).
-----------------
Catatan:
GAKKNAUI lahir tanggal 10 Juni 2020 untuk menggelorakan GANYANG KKN kepada seluruh anak bangsa Indonesia secara simple karena bosan melihat pemberantasan KKN sekedar gincu.

Juga atas inspirasi dari tragedi pendzaliman terhadap saudara Togap Marpaung (anggota GAKKNAUI) alumnus F.MIPA UI, ASN golongan IV/c sebagai pengawas senior radiasi nuklir yang berupaya memberantas korupsi di lingkup kantornya Badan Pengawas Tenaga nuklir Republik Indonesia (BAPETEN RI) Jakarta namun upayanya sejak tahun 2014 dalam menuntut keadilan sampai ke beberapa lembaga penegak hukum belum tuntas hingga kini (2021: 7 tahun), dan yang lebih ironis justru dipaksa pensiun usia 60 tahun,  yang seharusnya 65 tahun.

Horas, sobat Togap Marpaung!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-BOOK BLOG AMROEH ADIWIJAYA

* "AGAMAMU APA?" Amroeh Adiwijaya

(124) SOFIAN EFFENDI