*** "OH, UANG" Amroeh Adiwijaya
Opini Malam Ramadhan
Amroeh Adiwijaya
"OH, UANG"
Siapapun yang mendapatkan rizki terkhusus uang dengan jalan yang relatif mudah atau tidak terlalu menguras pikiran dan tenaga, tidak hanya layak namun harus bersyukur kepada Allah sang pemberi rizki. Mengapa? Karena banyak hamba-Nya yang mendapatkan dengan cucuran air mata seperti "true story" dua kawan berikut.
Suatu hari dia kehabisan uang, gaji bulanan yang harusnya cukup untuk biaya rumah tangga satu bulan itu ludes tuntas untuk kebutuhan macam-macam sehingga tak satu rupiah pun tersisa di dompet. "Kismin amat aku Ya?!", kedumelannya dalam hati.
Usai shalat Maghrib dan berdoa memohon uang, dia keluar rumah menuju rumah seorang kawannya untuk meminjam uang, tidak banyak, hanya Rp 50.000 untuk kebutuhan malam itu karena besok hari sudah gajian lagi.
Sekeluar dari komplek perumahan, saat menyeberang jalan, masya Allah, seorang pengendara speda motor menabraknya.
Dia terluka namun syukur tidak seberapa parah. Sipenabrak berhenti untuk menolong, dan memberinya "uang pengganti jatuh" tepat senilai yang akan dia pinjam, Rp 50.000.
Dia menyudahi ringkas, "padahal saat itu aku sudah berdoa khusyuk minta pada Allah, lo mas!"......
Berikut kisah kawan lain yang mirip tipis-tipis.
Sewaktu batas akhir membayar SPP untuk anaknya yang SMP, uang yang diharap tak kunjung muncul, dan subhanallah dia terkena penyakit cukup serius sehingga harus diopname di rumah sakit.
Saat opname itulah dia mendapat santunan dari kerabatnya, dan uang yang diterima tersisa sehingga bisa untuk membayar SPP ...
Kedumelan pun diungkapkan kepada saya seperti kawan pertama di atas, "Sial amat nasibku, yak!".
Sekelumit kisah di atas dapat diambil hikmah bahwa Allah dalam memberi rizki/uang kepada hamba-Nya adalah sesuai kehendak-Nya, bukan kehendak sihamba. Hamba hanya diajarkan untuk berusaha dan berdoa, adapun keputusan akhir ada di tangan Allah.
Dan doa yang paling moderat sesuai keberadaan manusia yang dhaif/lemah adalah doa Imam Syafi'i Radhiyallahu 'Anhu:
"Allahumma ij'al khairati fima uhibbu", artinya: Ya Allah berikan padaku semua kebaikan yang membuatku senang, yang bermakna tidak seperti kisah dua kawan di atas, "berikan aku uang bukan dengan jalan tertabrak speda motor atau sakit lebih dulu".
Sekitar kota Semarang,
Di atas Kereta api
Jakarta-Surabaya
Rabu, 29 Maret 2023
Pukul 19:45
Komentar
Posting Komentar