*** "MEMBACA BUKU? OH, NO!"
Seperti karikatur di atas, membaca buku hari gini pasti banyak yang heran plus bilang nyinyir, "aneh" padahal sejatinya tradisi lama yang sangat positif itu harus dipertahankan bagaimanapun, di manapun dan apapun situasi kondisi seseorang.
Jika membandingkan dengan bacaan dari online, maka hanya buku yang mampu membuka cakrawala diri dengan baik dan benar.k
Kata banyak orang, cara pandang, bicara dan sikap seseorang bergantung pada apa yang dibaca.
Sejak anak kami (saya dan istri) duduk di SMP sampai menjelang masuk perguruan tinggi, kami mendidik anak untuk tidak perlu mengikuti les apapun di luar jam sekolah.
Indoktrinasi kami antara lain, lembaga les hanya sekedar mencari profit alias uang, dan sejatinya anak didik (murid) mampu menyerap bahkan mengembangkan keilmuan dan kemampuan diri cukup dengan membaca buku pelajaran sekolah dan lain-lain, di rumah maupun di perpustakaan.
Kami tambahkan: Nak, kamu harus percaya diri dan yakin pada kemampuan diri sendiri, dan tidak usah malu kepada teman-temanmu yang mungkin membanggakan diri mengikuti les di lembaga terkemuka atau yang berbayar mahal ini-itu.
Setelah tiba di rumah dari sekolah dan mengikuti ekstra kurikuler, kami mengawasi ketat agar membaca buku pelajaran dan lain-lain. Boleh membuka HP tapi sekedarnya.
Kalau anak melenceng tentu kami tegur dengan keras, dan tidak jarang mamanya menyita HP.
Setelah capek beraktivitas belajar, kami persilakan anak untuk main atau merefreshingkan diri, biasanya keluar tidak lama untuk berkumpul dengan teman-temannya atau sekedar membeli jajanan kesukaan.
Dan yang luar biasa, anak bungsu yang tidak pernah mengikuti pelajaran les itu malah sempat memberi les privat kepada anak usia SD sampai SMP, yang honornya untuk tambahan uang saku dirinya sendiri.
Dan alhasil? Alhamdulillah kedua anak kami lolos masuk perguruan tinggi negeri terkemuka, sulung sebagai penerimaan beasiswa dan ikatan dinas telah bekerja di satu perusahaan BUMN.
Dan sibungsu yang sempat memberi les di atas, Alhamdulillah, juga penerima beasiswa semasa mahasiswa, sekarang sudah di semester 6.
Tapi yang utama adalah sebuah pertanyaan bagaimana cara agar anak gemar membaca? Di sini posisi orang tua super penting.
Sejak anak usia kecil bahkan setelah lahir, orang tua harus membiasakan diri sering membaca buku di depan anak.
Dijamin, insya Allah kebiasaan membaca buku itu akan mengimbas pada anak, tanpa disuruh atau diperintah.
Dan kalau anak merasa bosan membaca koleksi perpustakaan kami di rumah, seperti yang saya lakukan, dengan senang hati saya mengantar ke perpustakaan daerah/umum di mana saya yang juga anggota perpustakaan bisa ikut membaca atau meminjam buku perpustakaan.
Semoga tulisan ini bermanfaat, amin YRA.
---------------
Gresik, Sabtu,18 Februari 2023.
Menulis tuntas 15 menit, pas menjelang adzan shalat Dhuhur.
amroehadiwijaya@gmail.com
Komentar
Posting Komentar