***** "DILA DAN PENYAKIT GATAL DALAM SEJARAH DUNIA" Amroeh Adiwijaya
Foto: Dila di event komunitas penggemar K.Pop Jakarta, Februari 2025.
"DILA DAN PENYAKIT GATAL
DALAM SEJARAH DUNIA"
(Nggak tanggung-tanggung, dimuat pada "National Geographic", majalah geografi, sejarah, dan budaya dunia yang terbit sejak tahun 1888: Edisi Pedesaan Gresik)
😃
-----------
Anak ragilku, Dila (lampiran foto) sering merasa gatal di kulit sejak usia SD (tahun 2008), tidak sembuh permanen, kolo-kolo kambuh, meski sudah aku bawa ke dokter spesialis kulit terkemuka Surabaya.
Sempat sembuh dengan pengobatan tradisional, makan daging Tokek/tekek, sejenis cicak besar.
Masa itu, tersebar info yang menghipnotis masyarakat luas yang ternyata "omong kosong", kalau tokek berukuran besar tertentu bernilai ratusan juta rupiah. Juga info memabukkan lainnya, tumbuhan "jemani", ikan hias "Koi", dan jauh sebelumnya; Guci kuno.
Suatu sore (2009), karyawan kulitku berhasil menangkap seekor tokek ukuran sedang dari gudang kulit, pedesaan Gresik.
Setelah tokek aku kuliti dan bersihkan, mbahBuk (ibuku/nenek Dila) membantu untuk menggoreng, dan wajan bekas menggoreng aku bersihkan meski mbahBuk bilang, "nggak usah, biar ibu saja yang membersihkan".
Malam sesampai di rumah (kota) Gresik, karena Dila sudah makan malam, gorengan tokek disajikan Mamanya keesokan hari saat makan pagi.
Si-kecil Dila memakan dengan bergeming meski sempat bertanya, karena mungkin merasa sedikit aneh, "daging apa ini Ma?", yang dijawab, "daging ayam kesukaanmu", ungkapan yang mirip dengan cerita mengenai adindaku, almarhum Rifqi.
Ini sekedar cerita lucu dan nggak usah dilebokno ati jero-jero. Karena mbahBuk jengkel pada kegemaran Rifqi (usia SMA) memelihara banyak burung dara, Wak Ka (ART mbahBuk) diperintah mbahBuk untuk memotong dan menggoreng burung dara. Ketika dimakan, Rifqi bertanya, "daging opo iki Buk?", "daging burung daramu", kata mbahBuk sambil tertawa. Rifqi pun terhenyak kaget, wek-wek, yang kemudian berakibat kapok, semua burung daranya dijual habis, haha....
Lalu apa efek setelah Dila makan tokek? Alhamdulillah gatelannya sembuh, tapi yang terjadi kemudian, masa SMA kambuh.
Sewaktu kelas 2 SMA (2017), aku bawa ke Puskesmas GKB Gresik, dan dokter senior memberi 2 macam obat untuk 3 hari dengan komposisi, satu jenis obat diminum 1 tablet 3 kali sehari, sedangkan 1 jenis yang lain langsung 3 tablet 3 kali sehari.
Setelahnya, Alhamdulillah nggak gatelan lagi sampai sekarang.
Terus sehat, Dila Ya?! Amin YRA.
Gresik, Kamis 6 Februari 2025
amroehadiwijaya@gmail.com
Komentar
Posting Komentar