*** ANDA DOKTER? UANG? (THE DEVIL IS IN THE DETAILS)
____________________
ANDA DOKTER? UANG?
(THE DEVIL IS IN THE DETAILS)
Oleh: Amroeh Adiwijaya
Judul dengan pertanyaan di atas sekedar biar menarik, nyantolin sedikit dengan terbongkarnya kasus dokter palsu di beberapa daerah beberapa waktu yang lalu, bukan mengenai pasien yang kebetulan sembuh ketika berobat kepadanya, namun sekalian sebagai peneguh perlunya bagi siapapun untuk bertanya jeli dan detail sebelum melangkah bahkan ketika mau memberi bantuan kepada siapapun yang minta bantuan.
Yang pernah dengar istilah "The devil is in the details" ungkapan dalam bahasa Inggris yang artinya "iblis ada dalam detailnya" adalah menggambarkan bahwa detail yang terlihat kecil dan sederhana bisa sangat berpengaruh terhadap hal yang lebih besar.
Ungkapan yang menunjukkan bahwa sesuatu mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya detail itu rumit dan cenderung menimbulkan masalah.
Seperti biasa tulisan saya selalu dengan contoh, pengalaman pribadi, maka berikut dua "True story" mengenai pentingnya menelusuri dan bertanya detail seperti penerapan istilah Inggris sebelum memberi bantuan, sekaligus menandakan bahwa memberi bantuan pun tidak mudah, selalu ada resiko.
(1)
Sebenarnya dengan teman satu ini saya ogah membantu karena, seperti biasa, sebelum dia meminta bantuan saya, dia pasti sudah menghubungi sana-sini.
Kali ini dia berfeeling tepat,
meminta bantuan pada orang yang tepat untuk dimintai Tolong.
Ini mengenai anaknya, saya pernah ngobrol dengan sang ayah (teman saya itu) bahwa saat mahasiswi, sang anak kuliah di fakultas kedokteran di salah satu PTN tenama, dan sempat saya katakan, "anakmu hebat bro, kasih tips dong agar anak-anakku bisa seperti dia", yang dijawab, "sering berdoa dan tahajud untuk anakmu".
Dia minta bantuan agar anaknya cewek yang dokter itu bisa diterima kerja sebagai dosen di satu PTS di Jawa Timur, dan dengan satu pertanyaan, "untuk anakmu yang sudah lulus dari fakultas kedokteran itu?" saya nyatakan siap membantu, karena kebetulan saya mengenal baik dengan seorang kawan (inisial: ARS) pejabat teras PTS yang dimaksud.
Proses pun berjalan pintas cepat dan lancar, tiga hari kemudian sang anak diwawancara langsung oleh Rektor.
Sore, 5 tahun yang lalu, setelah diwawancara, ARS menelpon saya, "karena dia bukan seorang dokter, yang kami butuhkan, maka sorry Mas dia tidak kami terima". Saya pun mumet ambyar.
Ternyata sang anak betul lulusan Fakultas Kedokteran, tapi dari prodi Kesehatan Masyarakat, bukan prodi Kedokteran umum.
Waktu itu saya hanya berpikiran simple, sebagaimana di UI dan lain-lain, Fakultas Kedokteran Ya Kedokteran umum, tidak terdiri dari dua prodi (prodi Kedokteran umum dan prodi Kesehatan Masyarakat) seperti di PTN sang anak.
Atas kejadian itu saya komunikasikan santai dengan teman-teman satu WAG sealmamater, dan yang lucu semua menyalahkan saya, "anda ceroboh, tidak menerapkan makna ungkapan lama Inggris, The devil is in the details", dilanjut, "Anda tidak bertanya detail lebih dulu mengenai latar belakang si-anak". Untungnya di antara mereka tidak ada yang bilang, "rasain elo Bro". Ampun, kwkwkkwk....
(2)
Masih mengenai cewek tapi rada beda.
empat tahun silam, saudara dekat istri saya yang mantan Pramugari Haji (inisial: SS) maskapai Saudia Airlines, minta bantuan saya untuk mendapatkan kerja sebagai Pramugari reguler di maskapai mana saja, karena dia tahu saya banyak kawan Pramugari, tentu yang cantik-cantik, hehe....
Kebetulan saya mengenal seorang Pramugari yang juga menjabat sebagai "Crew Leader/pimpinan pramugari maskapai Garuda Indonesia, maka saya pun antar ke rumahnya, Malang, yang kebetulan dia off kerja. Tentu kami pergi bertiga; saya, istri dan dia.
Beberapa hari setiba di Gresik, istri saya mendapat info bahwa ibunda SS bilang ke SS, "jangan ngasih uang kalau Amroeh atau istri minta Ya", yang tentu bikin istri meradang, "Lho kapan kita minta uang, Ya, kan, Pa? Emangnya kita membantu demi untuk mendapatkan fee/uang? Lha wong bayar bensin, tol dan makan bakwan President di Malang aja kita yang bayar, jeeeee".
Saya pun berujar sebijak mungkin, "wis, gapopo Ma, ikhlasin aja orang mau bilang apa kepada kita, Allah mboten sare kok", dan saya lanjutkan, "di sini membuktikan lagi bahwa, terutama saya, tidak memperhatikan petuah lama Inggris yang pernah saya bilang, The Devil is in the Details" (di atas).
Sebelumnya saya tidak mempelajari watak ibunda SS, paling tidak menjelaskan kepada keluarga SS bahwa tujuan kita hanya untuk membantu, bukan misal sebagai "pengerah tenaga kerja" dengan bayaran tertentu, mahal pula.
Dan yang saya syukuri, insya Allah berkat bantuan dan keikhlasan kami di atas, SS yang cantik dan (bukan tapi, loh) sudah punya dua anak itu diterima kerja di satu maskapai penerbangan, dan Alhamdulillah saya dan istri tidak bersedia menerima amplop maupun transferan bank dari dia, yang insya Allah berberkah karena Alhamdulillah (lagi), dua anak cewek kami berhasil mendapatkan beasiswa sekaligus ikatan dinas dengan mudah, tak lain berkat 'aunillah, karunia Allah.
Akhirul kalam.
Dengan opini ini, semoga kita mengetahui, memahami dan memaklumi (lumrah) sekaligus tidak kaget kalau seseorang bertanya rada njelimet sebelum memberi bantuan kepada kita, mengenai apapun termasuk pertanyaan siapa kita, dan untuk apa? Karena pastinya sudah pada pinter dengan menerapkan prinsip "The devil is in the details" di atas.
Bahkan dalam hal kecil misal ketika kita minta nomor telepon seseorang dengan ditanya, "untuk apa?", tidak perlu mbrengkel marah kalau dia tidak ngasih. Terima saja dengan legowo dan ikhlas.
Ingat, masing-masing orang punya privacy untuk memberi maupun menolak bahkan nyinyir-mencemooh atau bertanya kurang genuine-cerdas, kurang bermutu yang bikin kita jengkel dan membuat kita tersungging bernilai rendah di mata orang lain.
Ya, ikhlas menerima apa saja yang bikin kita jengkel karena sesuatu yang tidak mungkin bagi siapapun untuk mencegah atau menyetop omongan orang. Mumet pun tidak perlu, dan sekali lagi bersikap ikhlas-lah.
Salam sehat untuk kita semua, selamat menyongsong waktu salat Subuh.
Gresik, 31 Oktober 2024
------------
Komentar
Posting Komentar