* "MUALLAF DAN MURTAD" Amroeh Adiwijaya
MUALLAF DAN MURTAD
Oleh: Amroeh Adiwijaya (*)
Sangat sering saya dengar dan tahu orang yang MUALLAF (masuk Islam) dan yang MURTAD (keluar dari Islam), dengan mayoritas sebab karena perkawinan.
Dari orang-orang terdekat yang murtad adalah bude dari istri saya, dan yang muallaf anak-anak dan adik-adik dari sahabat-sahabat saya.
Bagaimana sikap keluarga? Semua menyesalkan, sedih dan pedih namun tidak mampu berbuat apa-apa. Hanya panjatan doa ditujukan untuk kebahagiaan mereka.
"Itu pilihan hidup mereka yang kita tidak mampu untuk mencegah, lagi pula mereka sudah dewasa dan mampu bertanggung jawab", kata keluarga, yang dilanjut, "nggak tega-lah kalau kita berbuat kejam kepada darah daging kita sendiri misal tidak mengakui sebagai anak dan saudara atau mengucilkan dari keluarga dan mengusir dari rumah".
Sikap serupa dipaparkan pada sebuah video yang viral baru-baru ini yang saya pun sempat terharu ketika melihat, sikap seorang ayah, Lucky Sondakh saat putrinya, Angelina Sondakh keluar dari LP karena kasus korupsi sewaktu menjadi MUALLAF karena menikah dengan Aji Massaid (almarhum).
Saya tidak mengungkapkan lebih jauh bagaimana hukum Islam yang saya yakini tentang itu, dan saya cukupkan hanya pada sikon psychologis dari pihak keluarga di mana saya ikut merasakan sekaligus bisa memahami bagaimana menghadapi sikon dilematis seperti itu.
Saya pun dapat memahami jika ada perbedaan sikap dari keluarga lain yang tidak saya ungkap di sini.
Tentu saya bertanya dalam hati, di mana salah orang tua dalam mendidik sehingga hal itu terjadi? Apakah salah kalau mendidik anak dengan cara demokratis dan agar menjadi toleran kepada pemeluk agama lain namun berujung berpindah agama? Atau apa harus mendidik dengan ajaran dan metode yang "keras" agar takut jika pindah agama? Jawaban saya sendiri, "dua-duanya dan metode lain tidak ada yang memberi jaminan yang pasti".
Saking peliknya, cukup bagi saya untuk meyakini kebenaran firman Allah dalam Al-Qur'an: Hidayah menjadi muslim atau MUALLAF (bahkan murtad) adalah kuasa Allah semata.
Karena hak prerogatif Allah, maka Allah pun telah memberi pedoman yang merupakan doa bagi Muslimun yaitu:
"Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz hadaitana wahablana minladunka rahmatan innaka antal wahhab".
Arti ayat di atas (QS Ali Imran ayat 8) adalah:
“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami dari Islam setelah Engkau beri hidayah kepada kami. Limpahkanlah keimanan kepada kami dari sisi-Mu. Engkau Maha Pemberi rahmat kepada orang-orang mukmin.”
Apakah yang berbeda agama dengan saya berdoa serupa? Saya tahu, iya!
Dan karena kita tahu bahwa perkawinan antar umat beragama yang berbeda meski awalnya seolah menyatu adalah benih ketidak baikan di kemudian hari untuk semua pihak, maka seharusnya kita tidak lengah dan terus mengawasi serta mengarahkan pergaulan anak sejak dini.
Semoga keluarga kita semua kukuh dalam beragama dengan benar hingga akhir hayat, amin.
Gresik, Sabtu,
after sahur hari pertama puasa
2 April 2022.
amroehadiwijaya@gmail.com :
(*)
- Ketua umum SM.FHUI (1982-1983/4)
- Penulis buku antara lain novel OPERA VAN GONTOR (Gramedia 2010)
- Koordinator umum Gerakan Anti KKN Alumni Universitas Indonesia (GA-KKN-AUI)
- Wiraswasta bidang kulit di Gresik.
-----------------
Dua Ilustrasi foto:
- Paramitha Rusady dan novel OPERA VAN GONTOR.
- Sumber info di media tentang Angelina Sondakh.
Komentar
Posting Komentar